#floating atas-bawah { position:fixed; _position:absolute; bottom:5px; right:5px; clip:inherit; z-index:+1000;} URL: http://i563.photobucket.com/albums/ss76/peace_enes/keatas.png
href="http://www.4shared.com/file/237817572/5a5b179f/DOT_belahan_jiwa.html" target=_blank>

Sabtu, 27 Februari 2010

DIBACA OKE

Semasa Yesus hidup di dunia sebagai nabi Allah, baginda pernah memberitahu kepada para pengikutnya suatu keterangan penting, yaitu bahwa akan datangnya beberapa Mesias palsu dan nabi-nabi palsu. Brkatalah Yesus seperti berikut:

“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai namaku dan berkata ‘Akulah dia’ dan mereka akan menyesatkan ramai orang.” (Markus 13: 5-6)

Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: ‘Lihat, Mesias ada di sini’, atau ‘Lihat, Mesias ada di sana’, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul sdan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-oang pilihan.” (Markus 13:21)

Paulus, atau nama Yahudinya, Saul (Kisah 13:9), lahir di Tarsus iaitu ibu kota Cicillia di Asia Minor. Ayahnya seorang Yahudi dari suku Benyamin, dan ibunya keturunan Romawi. Dia menjadi jemaat Kristen setelah mengaku bertemu dengan cahaya di langit yang konon namanya adalah Yesus (Kisah 9:3-7). Paulus inilah juga yang memiliki peranan terbesar dalam pembentukan dogma agama Kristian, antara lain 7 dogma di bawah ini.

1. Konsep Tuhan Anak
Menurut Paulus, Allah Bapa yang berada di syurga itu mempunya anak yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada dan segalanya dicipta melaluinya (1 Korintus 8:6; Kolose 1:5; 1 Timotius 2:5)

2. Inkarnasi
Menurut Paulus, Yesus telah melakukan inkarnasi di bumi melalui benih Daud (Roma 1:3-4; Galatia 4:4-5; Kolose 1:15; dan Ibrani 1:3). Dengan demikian, Paulus telah mendoktrinkan bahwa Yesus adalah anak Yusuf dan Maryam sebagaimana salasilah yang ditulis oleh Matius (Mat. 1:1-16).

Paulus mengatakan bahwa Yesus dalam wujudnya sebagai manusia berasal dari benih Daud (Roma 1:3). Jadi Paulus secara tidak langsung menuduh Yusuf dan Maryam bersetubuh hingga melahirkan Yesus.

3. Dosa Waris
Menurut Paulus, manusia ini sebenarnya hidup kekal di syurga, kerana kesalahan Adam, maka baginda diletakkan di bumi dan anak Adam mati. Dosa yang telah diperbuat oleh Adam itu terus dipikul oleh keturunannya (Roma 5:12-18; 1 Korintus 15:21-26).

4. Penyaliban dan Penebusan
Menurut Paulus, Yesus menyerahkan dirinya untuk berkorban hingga mati ditiang salib (1 Korintus 1:18-23; Roma 5:8; 1 Timotius 1:15). Pengorbanan Yesus adalah untuk menebus dosa manusia. Oleh kerana itu setiap orang harus beriman kepada penyaliban dan penebusan dosa ini, agar memperoleh hidup kekal dan kembali pada hari kemudian (Roma 5:18; 6:10-11; 2 Korintus 5:14; 1 Timotius 2:6).

5. Konsep Kebangkitan
Yesus bangkit dari kematian setelah dikubur selama tiga hari. Maka dari itu semua orang harus percaya bahwa Yesus telah bangkit dan hidup kekal. Siapa yang percaya akan memperoleh hidup yang kekal pula (Roma 6:4-18; 1 Korintus 15:17-20; 15:4; 2 Timotius 2:8).<

6. Tuhan Yesus
Setiap orang harus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9). Dengan adanya dasar dogma seperti ini, pada gilirannya melahirkan doktrin Trinitas yang menetapkan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus.

Dari semua konsep dogma agama yang telah diajarkan Paulus itu, ternyata hanya kebohongan belaka. Sebagaimana yang dikatakannya sendiri dalam suratnya kepada jemaat di Roma 3:7 seperti berikut:

“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)

Demikianlah Saul yang berganti nama menjadi Paulus setelah dia berhasil mengambil peranan dalam ajaran Yesus. Dia tidak pernah melihat Yesus dan tidak pernah bertemu dengan Yesus secara langsung, sebagaimana para murid (pengikut Yesus) yang lainnya, tapi dia mengatakan bahwa ia mempunyai hubungan langsung dengan Yesus, dengan demikian maka tidak ada hak bagi siapa saja untuk menentangnya terhadap ajaran-ajaran yang dikatakannya langsung diterima dari Almasih.

Kehadiran Paulus di tengah-tengah para Rasul adalah berkat jasa Barnabas, dan ini boleh kita pastikan bahawa Barnabas memiliki pengaruh yang sangat penting di kalangan para murid Yesus yang lainnya sehingga mereka mahu patuh terhadap keputusannya. Barangkali kerana alasan inilah dengan adanya kehidupan Barnabas dicatat dengan terperinci pada kitab Kisah Para Rasul. Sifat hubungan antara Barnabas dan Paulus ditunjukkan dalam Kisah 13:1-2 sebagai:

“Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada uhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang Kutentukan bagi mereka’.”

Dalam daftar para pengikut Yesus, Lukas menyebut Barnabas dalam urutan pertama dan Saul/Paulus dalam urutan terakhir.Kerana telah terpilih untuk bekerjasama, maka para rasul menyebar, dan Barnabas serta Paulus berangkat bersama Markus untuk menyebarkan ajaran Yesus di Yunani. Sementara James, putera Maria dari suami Yusuf, ditinggal sebagai ketua para pengikut Yesus, Peter juga tetap tinggal.

Dalam kitab kisah Rasul diceritakan, di samping mereka kadang-kadang dilempari batu d ibeberapa tempat, dua orang penyebar agama tersebut sangat berhasil. Reputasi mereka sebagai manusia-manusia pelayan Tuhan tersebar luas.

Ketika mereka sampai ke Lucaonia dan menyembuhkan seorang yang pincang, terdapat desas-desus bahwa dewa-dewa telah diturunkan kepada mereka dalam bentuk manusia. Mereka memanggil Barnabas dengan sebutan Jupiter dan Paulus dengan sebutan Mercuries. Kemudian para pendeta (penyembah) Jupiter membawa binatang ternak dan karangan bunga kepintu-pintu gerbang, dan akan melakukan pengorbanan bersama orang-orang banyak. Maka ketika para rasul tersebut, Barnabas dan Paulus, mendengar tentang hal tersebut, mereka mengoyakkan pakaian dan lari ke kumpulan orang yang sedang berteriak-teriak:

“Dan mereka berdua berkata :’Tuan-tuan, mengapa anda melakukan semua ini? Kami berdua juga manusia yang ingin membagi kasih dengan saudara, dan mengajarkan kepada anda tentang Tuhan Yang Maha Hidup yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu yang ada didalamnya’” (Kisah 14:15)

Jika reaksi dari penduduk Yunani adalah seperti ini (yang menganggap Barnabas dan Paulus sebagai dewa berupa manusia), maka hal ini menandakan bahwa kedua-duanya mengalami masalah dalam menyebarkan ajarannya. Seorang yang mengenali Yesus akan sangat mudah mengenali bahwa ajarannya merupakan sambungan dari ajaran Musa. Tetapi bagi kebanyakan penyembah berhala, ajaran ini dipandang baru dan aneh. Semua penyembah berhala, yang mengakui banyak dewa tetap mempercayai bahwa Tuhan itu beragam.

Bagi orang-orang Yunani, penggambaran tentang Yesus, sesuai dengan salah satu dewa mereka, dan mungkin sekali mereka siap untuk menerima ajaran Yesus dalam penggambaran seperti ini. Sebab bagi pemahaman mereka, tetap ada ruang untuk lebih dari satu.

Ajaran Yesus mengenai konsep tauhid adalah suatu bentuk penghapusan semua dewa-dewa yang berbagai-bagai itu. Ajaran inilah yang tidak dapat diterima oleh mereka. Bagi orang yang setulus dan seteguh Barnabas, tugas menciptakan cara hidup yang diajarkan Yesus di Yunani tanpa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pastilah sangat berat.

Bagi Paulus, yang telah memperlihatkan kecenderungannya merubah ajaran yang diketahuinya, melihat kesempatan untuk berdakwa dengan terlebih dahulu menggunakan kepercayaan orang-orang Yunani tersebut dan ditamsilkan ke dalam Yesus.

Saat itu Yunani telah menjadi sebahagian dari kekaisaran Romawi. Dewa-dewa Romawi banyak memiliki kemiripan dengan dewa-dewa yang dianut oleh orang Yunani.

Dan Paulus adalah orang yang sangat pandai memanfaatkan situasi, dia menyadari sepenuhnya keteguhan kepercayaan dalam agama Greeco-Roman (campuran Yunani dan Romawi) dari rakyat awam didalam kekaisaran Romawi tersebut. Jelas terlihat bahwa ia merasa tidak mungkin merubah cara ibadah mereka tanpa merubah ajaran Yesus.

Barnabas, di sisi lain sebagaimana tercatat dalam Matius 5:18, bahwa Yesus mengetahui bahwa penciptaanya/kelahirannya tidak menginginkan hukumnya dikurangi dan diubah sekecil mana pun. Untuk itu dia tetap berpegang teguh pada ajaran yang pernah diterima langsung olehnya. Akhirnya mereka berdua, Barnabas dan Paulus lebih banyak bersilang pendapat.

Tercatat dalam Kisah Rasul 15:39-40: “Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus.”

Sangat menarik untuk dikaji apabila Barnabas tercatat pada kisah Rasul, bahwa dia telah dipilih oleh Roh Kudus untuk menyebarkan ajaran Yesus, tetapi perkara ini ditolak oleh Paulus. Kedudukannya telah cukup kuat dan dia tidak perlu lagi bergantung pada Barnabas. Lebih jelas lagi, Paulus adalah warga negara Romawi dan boleh berbahasa Romawi, juga boleh berbahasa Yunani sebagai bahasa rasmi daerah kelahirannya, Tarsus. Surat-surat yang ditulisnya pada masa berikutnya kepada komuniti-komuniti Kristen di Yunani pastilah ditulis dalam bahasa ibundaya. Ini jelas apabila Paulus dapat pergi ke Yunani dan Itali tanpa mengalami kesulitan dalam bahasa. Barnabas pada masa yang sama, tidak pandai berbicara dalam kedua-dua bahasa tersebut. Markus yang boleh berbahasa Yunani, harus menyertainya pada perjalanan misi pertamanya ke Yunani sebagai penterjemah. Jika Barnabas pergi bersendirian, maka ia tidak akan boleh difahami. Oleh sebab itu penolakan Paulus untuk bepergian bersama Markus kerana khuatir akan terbongkar penyimpangan Paulus pada saat berdakwah, sehingga Barnabas akan mencegahnya.

Di dalam buku “History of Christianity in the Apostolic Age” (hal. 216, 231, 424-25), A.G Mc Giffert berkata:

“Barnabas … yang haknya untuk bekerja (menyebarkan agama) dikalangan orang-orang zuhud telah diakui di Yerusalem …(kemudian) ia harus kembali dan memisahkan dirinya dari mereka (orang-orang zuhud) sangatlah aneh. Barnabas tidak menyetujui doktrin Paulus tentang kebebasan orang-orang Kristen dari segala bentuk hukum (sebelumnya; agama Musa)… perpisahan Paulus dan Barnabas dinyatakan oleh penulis kitab kisah Rasul sebagai akibat dari pertikaian mereka yang menyangkut Markus.

Tetapi alasan sebenarnya jauh lebih dalam daripada alasan tersebut… orang yang paling dekat dengan Paulus dan sangat intim bergaul dengannya pada masa-masa awal karirnya sebagai orang Kristen adalah Barnabas, …yang merupakan seorang anggota dari gereja di yerusalem pada masa permulaan… persahabatannya sangat berarti bagi Paulus dan pasti memiliki andil dan pengaruh yang tidak kecil terhadap orang-orang Kristen. Barnabas bertindak sebagai pendukung Paulus dimasa awal. Padahal sebelumnya, Paulus adalah penyiksa orang-orang Kristen yang tak pernah terlupakan.

Perubahan sikap Barnabas terhadap Paulus hanya boleh terjadi sebagai akibat pengalaman-pengalamannya selama dia bersama dengan Paulus. Segala harapannya agar Paulus mengubah pandangannya dan benar-benar menjadi pengikut Yesus telah sirna. Barnabas telah menyedari kesalahan dalam tindakannya, maka dia pergi meninggalkan Paulus. Sebelum dia mencuba menyebarkan suatu ajaran, yang sebenarnya hanya ditujukan kepada orang-orang Zuhud tampaknya ia melihatnya sebagai suatu tujuan yang tepat. Tetapi setelah mencubanya, pengalaman membuktikan bahwa hal itu tidak mungkin.

Tampaknya pengalamannya di Antiokia jauh lebih berhasil kerana terdapat orang-orang zuhud yang datang kepada para pengikut Yesus dan meminta untuk diterima sebagai orang-orang Kristen. Tetapi ketika Barnabas dan Paulus datang ke Yunani, justru mereka berdua yang meminta orang-orang untuk menjadi Kristen. Tidak terdapat catatan tentang apa yang terjadi setelah Barnabas kembali ke Cyprus. Tetapi diketahui bahawa dia mati sebagai seorang syahid yang memegang teguh kepada ajaran Yesus.

Sekalipun terdapat bukti bahwa Barnabas diasingkan oleh sebahagian besar halaman-halaman Alkitab, tapi jelas terlihat bahwa dia telah menjadi bahagian tidak terpisahkan dalam sejarah Kristen dan jelas tidak boleh diabaikan begitu sahaja. Secara terang-terangan ia ingin menegaskan dan mengajarkan apa yang telah didengarnya dari yesus pada masa-masa awal sejarah gereja, pada saat sebagian orang yang paling dekat dengan yesus. Kesetiaan Barnabas terhadap Yesus diakui oleh teman-temannya maupun lawan-lawannya. Di rumah saudara perempuannya, Yesus melaksanakan jamuan paskah, dan tentunya rumah tersebut tetap menjadi tempat pertemuan bagi para pengikut Yesus setelah baginda menghilang.

Pengaruh Barnabas terhadap para murid Yesus dan pengikut lainnya telah dipastikan oleh Alkitab sendiri. Barnabas dipanggil sebagai seorang nabi, guru dan juga seorang murid Yesus oleh Lukas yang kesetiaannya kepada Paulus tidak diragukan lagi.

Setelah Barnabas kembali ke Cyprus, Paulus meneruskan misinya. Sekalipun ia telah cukup lama bergaul dengan orang-orang Kristen awal yang membuat ia bisa diterima dikalangan mereka, tapi ia menyadari kelemahan posisinya. Dia dipanggil murid Yesus, sekalipun ia mengaku memiliki akses kepada Yesus melalui wahyu, tetapi dia tetap memerlukan seseorang yang pernah hidup bersama Yesus untuk menyertainya dalam perjalanan-perjalanannya di kalangan orang-orang Gentile. Seorang teman yang merupakan saksi langsung kehidupan Yesus, akan memberikan kepadanya dukungan yang sangat bernilai dan bisa mendukung argumen-argumennya dengan kewibawaan tambahan. Untuk itu dia memujuk Petrus untuk bergabung dengannya.

Kedua orang yang dahulunya saling bermusuhan dengan tajam, dan sekarang bisa bersatu adalah suatu hal yang mengejutkan. Tetapi situasi telah berubah. Sekarang Paulus telah diterima oleh orang banyak sebagai seorang Kristian dan tidak lagi dipandang sebagai penyiksa.”

Sudah tepatlah apa yang telah dikatakan oleh Yesus dalam Injil Matius:

“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata: ‘Akulah Mesias’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Matius 24:4-5)

Ramalan Yesus itu terbukti, bahwa ada orang mengaku Rasul yang diutus olehnya dengan mendapat bimbingan dari Roh Kudus. Tetapi rasul palsu ini mengajarkan dogma yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Sila anda buka dan teliti pertentangan antara ajaran Yesus dgn Paulus.

Beberapa contoh perbezaan ajaran Yesus dan Paulus:

- Yesus sunat (Lukas 2:21) tetapi Paulus melarang sunat (Roma 2:29; Galatia 5:2).
- Yesus menyuruh agar manusia mnyembah Allah, tetapi Paulus mempertuhankan Yesus.
- Yesus tdk pernah mengajarkn dosa waris pd manusia.Yesus mngajarkan orang untuk brtaubat sendiri, bukan pada dirinya, (Matius 18:1-3 dan Lukas 16:19-29). Di Alkitab tertulis bahawa seseorang itu tdk menaggung dosa orang lain (Matius 16:21 dan Yehezkiel 18:20). Pauluslah yg mngajarkan dosa waris (lihat Surat Paulus di Rum 5:12-15). Maka jelaslah bahwa “dosa waris” tidak prnh diajarkan Yesus tapi pelopornya adalah Paulus.

Selasa, 16 Februari 2010

Mengucap dua kalimah syahadat

Syahadat merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu adalah:
Kalimat pertama :
Asyhadu An-Laa Ilâha Illallâh
artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah
Kalimat kedua :
wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh
artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah Rasul / utusan Allah.
A. Makna Syahadat
1. Kalimat pertama menunjukkan pengakuan tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.
2. Kalimat kedua menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allâh. Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allâh seperti yang disampaikan melalui Muhammad saw, seperti misalnya meyakini hadist-hadis Muhammad saw. Termasuk di dalamnya adalah tidak mempercayai klaim kerasulan setelah Muhammad saw.

B. Makna LAA ILAAHA ILLALLAH
Kalau kita tinjau sebenarnya kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH mengandung dua makna, yaitu makna penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata.
Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah ta'ala berfirman: "Maka ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah" (QS Muhammad : 19)
Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun islam yang lain. Disamping itu nabi kita pun menyatakan: "Barang siapa yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga"
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan "wahai pamanku ucapkanlah LAA ILAAHA ILLALLAH sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah" namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun di makkah mengajak orang-orang dengan perkataan beliau "Katakan LAA ILAAHA ILLALLAH" maka orang kafir pun menjawab "Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami". Orang qurays di Zaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.

C. Kandungan Kalimat Syahadat
1. Ikrar
Ikrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang diyakininya.Ketika kita mengucapkan kalimat syahadah, maka kita memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang kita ikrarkan itu.
2. Sumpah
Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Artinya, Seorang muslim itu berarti siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam.
3. Janji
Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah SWT, yang terkandung dalam Al Qur'an maupun Sunnah Rasul.

D. Syarat Syahadat
Syarat syahadat adalah sesuatu yang tanpa keberadaannya maka yang disyaratkannya itu tidak sempurna. Jadi jika seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya itu tidak sah.
Syarat syahadat ada tujuh, yaitu:
1. Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
2. Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
3. Keikhlasan
Ikhlas berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riyaatau kecenderungan tertentu tidak akan diterima oleh Allah SWT.
4. Kejujuran
Kejujuran adalah kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu diaktualisasikan dalam amal perbuatan.
5. Kecintaan
Kecintaan berarti mencintai Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman. Cinta juga harus disertai dengan amarah yaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.
6. Penerimaan
Penerimaan berarti penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Artinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Al Qur'an dan Sunnah Rasul.
7. Ketundukan
Ketundukan yaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Artinya, seorang muslim yang bersyahadat harus mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbedaan antara penerimaan dengan ketundukan yaitu bahwa penerimaan dilakukan dengan hati, sedangkan ketundukan dilakukan dengan fisik.Oleh karena itu, setiap muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupannya

E. Asas Dari Tauhid Dan Islam
LAA ILAAHA ILLALLAH adalah asas dari Tauhid dan Islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah.
Seorang ulama besar Ibnu Rajab mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat LAA ILAAHA ILLALLAH bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktivitas kesyirikan.

F. Inti Syahadat
Inilah sekilas tentang makna LAA ILAAHA ILLALLAH yang pada intinya adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah ta'ala semata
G. Makna Syahadat bagi muslim
Bagi penganut agama Islam, Syahadat memiliki makna sebagai berikut[8]:
1. pintu masuk menuju islam; syarat sahnya iman adalah dengan bersyahadatain (bersaksi dengan dua kalimat syahadah)
2. intisari ajaran islam; pokok dari ajaran islam adalah syahadatain, sebagaimana ajaran yang dibawa Nabi-nabi dan Rosul-rosul sebelumnya
3. pondasi iman; bangunan iman dan islam itu sesungguhnya berdiri di atas dua kalimat syahadah
4. pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban syariat[9] yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah
5. jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang yang bersyahadatain

H. Rukun Syahadat Terbagi Empat
1. Meng-ESA-kan (menetapkan) Zat Allah SWT. Berdiri dengan sendiri-Nya.
2. Meng-ESA-kan (menetapkan) Sifat Allah SWT. Kelakuan dan Kekuasaan-Nya.
3. Meng-ESA-kan (menetapkan) Af’al Allah SWT. Berbuat Sekehendak-Nya.
4. Mengakui (menetapkan) Kebenaran Rasulullah.

I. Syarat Sah Syahadat ada Empat
1. Hendaklah diketahui atau Mengerti maksudnya.
2. DiIkrarkan dengan Lidah. Dibaca dari awal hingga Akhir.
3. Hendaklah diyakini maksud dan tujuan Syahadat itu (tidak ragu-ragu).
4. Yakin serta di ’Amalkan dengan anggota Tubuh dan Hati dan dengan Perbuatan. Dan wajib menolak segala yang bertentangan dari maksud Dua Kalimah Syahadat tersebut.

J. Yang Membinasakan Syahadat itu Terbagi Empat
1. Menduakan/Menyekutukan/Mensyarikatkan Allah.
2. Ragu di dalam Hatinya kepada Allah Ta’ala.
3. Menyangkal Bahwa dirinya dijadikan Allah Ta’ala.
4. Tidak meng-Isbatkan (meyakini) Kekuasaan Allah.

K. Pentingnya Dua Kalimat Syahadat
Sedikit banyak telah ada beberapa salah persepsi mengenai dua kalimat syahadat. Padahal bila kita salah dalam memahami dua kalimat syahadat ini, bisa dipastikan dalam melaksanakan ibadah selanjutnya akan ada kesalahan di sana sini. Apalagi mengucapkan dua kalimat syahadat adalah bagian dari rukun Islam yang pertama. Untuk itu marilah kita kaji kembali, mengapa dua kalimat syahadat ini begitu penting.
Syahadatain (dua kalimat syahadat) menjadi penting karena merupakan asas dan dasar bagi rukun Islam lainnya, dan menjadi tiang untuk rukun iman dan dien. Syahadatain merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Oleh karena itu syahadah menjadi sangat penting. Lebih detailnya lagi, ada beberapa hal yang menyebabkannya menjadi penting, yaitu karena:
1. Syahadah adalah pintu masuk ke dalam Islam
Sahnya iman seseorang adalah dengan menyatakan syahadatain. Tanpa mengucapkan kalimat ini, maka amal yang dikerjakana bagaikan abu, atau fatamorgana yang terlihat tapi tidak ada. Dalam Al Qur'an Allah menyebutkannya bagaikan debu yang berterbangan, walaupun amal yang dilakukan adalah amal yang baik sekalipun, namun tidak didasari oleh syahadat.
"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan." (QS. Al Furqan[25]: 23)
Allah menjadikan amal mereka bagaikan debu yang berterbangan karena mereka tidak beriman. Dengan demikian jelaslah bahwa syahadatain ini menjadi pembeda manusia, mana yang muslim dan mana yang kafir.
2. Syahadah adalah intisari ajaran Islam
Syahadah juga merupakan intisari dari ajaran Islam. Artinya, pemahaman seorang muslim terhadap agamanya (Islam), tergantung kepada pemahaman dia tentang syahadatain itu sendiri. Paling tidak ada tiga prinsip dalam kalimat syahadatain ini:
a. Pernyataan Laa ilaaha ilallah merupakan penerimaan penghambaan atau ibadah kepada Allah SWT saja. Melaksanakan minhajillah (sistem/aturan Allah SWT) merupakan ibadah kepada-Nya.
b. Menyebut "Muhammad Rasulullah" merupakan dasar bahwa penerimaan cara penghambaan itu dari Muhammad SAW. Jadi, Rasulullah merupakan teladan dan ikutan dalam mengikuti minhajillah.
c. Penghambaan kepada Allah SWT meliputi segala aspek kehidupan. Ia mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri, dan dengan masyarakatnya
3. Syahadah adalah dasar-dasar perubahan menyeluruh
Syahadatain merupakan dasar yang dapat merubah seorang manusia dalam aspek keyakinannya, pemikirannya, maupun jalan hidupnya. Perubahan di sini meliputi berbagai aspek kehidupan manusia secara individu atau masyarakat. Umat terdahulu langsung berubah ketika menerima kalimat syahadatain ini. Sehingga mereka yang tadinya bodoh (jahiliyah) menjadi pandai, yang kufur menjadi beriman, yang sesat mendapat hidayah, dsb. Artinya, syahadatain selain dapat merubah individu, juga mampu merubah sebuah masyarakat, misalnya yang tadinya saling bermusuhan dapat berubah menjadi masyarakat yang bersaudara di jalan Allah.
Contohnya adalah masyarakat Mekkah ketika zaman Rasulullah. Ketika sebelum diutusnya Rasulullah SAW, masyarakat Mekkah ketika itu adalah masyarakat yang jahil, banyak melakukan maksiat, suka mengkubur hidup-hidup anak perempuan mereka, menyembah berhala, dsb. Namun ketika Rasulullah diutus membawa risalah dengan syahadatainnya, maka masyarakat Mekkah dapat berubah menjadi masyarakat yang penuh hidayah, menjauhi maksiat, tidak menyembah berhala, dll.
Syahadah adalah hakikat da'wah para rasul
4. Syahadah adalah keutamaan yang besar
Syahadah juga merupakan hakikat da'wah para Rasul. Setiap Rasul semenjak nabi Adam AS hingga nabi Muhammad SAW, membawa misi da'wah yang sama, yaitu Laa ilaaha ilallah (syahadah). Da'wah mereka senantiasa membawa dan mengarahkan umatnya kepada pengabdian kepada Allah SWT saja
5. Keutamaan yang Besar
Yang terakhir yang menyebabkan syahadah itu penting adalah karena syahadah itu sendiri merupakan keutamaan yang besar. Banyak ganjaran dan pahala yang diberikan oleh Allah SWT dan dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan syahadah ini sendiri dapat menghindarkan kita dari neraka. Dalam Hadits dikatakan,
"Allah SWT akan menghindarkan neraka bagi mereka yang menyebut kalimat syahadah."
Atau dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda,
"Dua perkara yang pasti, kata Rasulullah SAW. Maka seorang sahabat bertanya, "Apakah perkara itu ya Rasulullah?" Rasulullah SAW menjawab, "Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia tetap masuk surga." (HR. Ahmad).
Demikianlah kelima hal yang menyebabkan syahadatain ini menjadi sangat penting. Semoga setelah memahami hal ini, kita semakin termotivasi untuk lebih jauh memahami apa itu Syahadatain, apa itu Islam. Yang pada akhirnya, memudahkan kita dalam beribadah kepada Allah SWT. Amin.(hdn)

L. Penafsiran Yang Salah (Bathil)
Perlu untuk diketahui, bahwa telah banyak penafsiran yang bathil yang beredar ditengah masyarakat muslim Indonesia secara khususnya mengenai makna LAA ILAAHA ILLALLAH, dan semoga kita terhindar dari kebathilan ini, yakni:
Laa ilaaha illallah artinya: "Tidak ada sesembahan kecuali Allah." Ini adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang hak maupun yang batil, itu adalah Allah.
Laa ilaaha illallah artinya: "Tidak ada pencipta selain Allah." Ini adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.
Laa ilaaha illallah artinya: "Tidak ada hakim (penentu hukum) selain Allah." Ini juga sebagian dari makna kalimat laa ilaaha illallah. Tapi bukan ini yang dimaksud, karena makna tersebut belum cukup.
Semua tafsiran di atas adalah batil atau kurang. Kami menghimbau dan memperingati di sini karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut syariat Islam yang shohih dan para muhaqqiq (ulama peneliti) adalah "Laa ilaaha illallah ma'buuda bihaqqin illallah" (tidak ada sesembahan yang hak selain Allah) seperti tersebut di atas.